Ikan Longcomb Sawfish, dikenal juga sebagai ikan gergaji, adalah salah satu makhluk laut paling unik dan langka yang berenang di perairan dunia. Dengan ciri khas moncongnya yang panjang dan bergerigi mirip gergaji, ikan ini tidak hanya memukau para peneliti dan pecinta alam tetapi juga memunculkan kekhawatiran mengenai kelangsungan hidup spesiesnya. Artikel ini akan membahas kehidupan, habitat, dan tantangan yang dihadapi oleh Ikan Longcomb Sawfish.

Ciri Khas Ikan Longcomb Sawfish:
Ikan Longcomb Sawfish (Pristis zijsron) memiliki fitur yang paling mencolok, yaitu rostrumnya yang panjang dengan gigi yang teratur di kedua sisinya, yang mirip dengan gergaji. Rostrum ini tidak hanya merupakan alat yang efektif untuk mencari dan menangkap mangsa, tetapi juga sebagai sensor untuk mendeteksi gerakan mangsa di dasar laut.

Habitat dan Distribusi:
Ikan gergaji ini biasanya ditemukan di perairan tropis dan subtropis, baik di laut dangkal maupun di muara sungai. Mereka dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi salinitas dan sering kali ditemukan di perairan payau. Namun, karena penurunan habitat dan ancaman lain, distribusi mereka telah menurun secara signifikan.

Perilaku dan Pola Makan:
Ikan Longcomb Sawfish adalah pemangsa yang bergantung pada rostrumnya untuk menyergap mangsa. Dengan bergerak menyamping, rostrum digunakan untuk memukul ikan kecil dan invertebrata yang menjadi makanan utama mereka, membuat mangsa menjadi pingsan atau terluka sebelum dimakan. Gigi di rostrum juga membantu mereka menggali dan mencari mangsa yang bersembunyi di bawah pasir atau lumpur dasar laut.

Reproduksi:
Ikan Longcomb Sawfish adalah ovovivipar, di mana anak-anak ikan berkembang dalam telur yang tetap berada di dalam tubuh ibu hingga menetas. Ketika lahir, anak ikan sudah dilengkapi dengan ‘gergaji’ yang terbungkus dalam selaput lunak untuk melindungi induknya. Seiring bertambahnya usia, selaput tersebut hilang dan gigi rostrum menjadi tajam dan berfungsi.

Konservasi dan Ancaman:
Ikan Longcomb Sawfish terdaftar sebagai salah satu spesies yang terancam punah oleh IUCN Red List. Ancaman utama yang dihadapi adalah penangkapan berlebihan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja sebagai bycatch dalam perikanan komersial. Kehilangan habitat, polusi, dan perubahan iklim juga berkontribusi pada penurunan populasi mereka.

Pentingnya upaya konservasi untuk ikan ini tidak dapat diremehkan. Perlindungan habitat, regulasi penangkapan ikan, dan penelitian lebih lanjut tentang biologi dan ekologi spesies ini sangat diperlukan untuk menjaga keberadaan mereka di alam liar.

Kesimpulan:
Ikan Longcomb Sawfish adalah bagian dari keajaiban alam yang masih terbungkus banyak misteri. Dengan kerjasama antara pemerintah, organisasi konservasi, dan masyarakat, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat menyaksikan keunikan dan keindahan spesies ini di habitat aslinya. Kesadaran global dan tindakan lokal adalah kunci untuk memastikan bahwa ikan dengan ‘gergaji’ ini tidak hanya akan menjadi cerita dalam buku-buku sejarah kelautan.